Minggu, 05 September 2010

cerita sebelum senja

| |

ini hari terakhir sebelum tiba saatnya aku terbebas dari segalanya : walau hanya sementara.
di pagi itu, tak sedikitpun terbelit niat mengawali hari dengan bergegas ke sekolah.
hanya kesah bercampur paksa yang menuntunku kesana. jika bukan hanya demi nilai nilai ulangan penentu masa depan, aku tak inginkan jadwal hari ini. sungguh !

lelahku, semangatku, asaku bertumpuk tumpuk menjadi sebuah beban berat tak tertanding.
bukan aku tak ingin tuntutan pendidikan ini. atau juga iya. entahlahh..
mungkin karena masih banyak krista krista kekesalan tadi malam yang tak kunjung hilang.
malam yang telah melahap keseluruhan energi dan tenaga ku.

ku kendarai revo biruku menyusuri lubang lubang buaya jalanan karya para koruptor negri.
cuaca mendung ketika itu, gerimis terus menyusul derasnya hujan subuh tadi.
genangan genangan jorok menjadikan jalan ini becek. membuat aku (tetap) tak dapat melaju meburu tertutupnya susunan pagar besi kuasa pak satpam.
kabut tebal menantang berani, mengharuskanku membuka kaca helmku.

di pertangahan jalan itu, sayup sayup maya terlihat olehku dari kejauhan seorang manusia di pinggir jalanan yang sepi.
semakin motorku mendekat, semakin jelas rupanya.
aku terus melaju seperti tadi. karna memang ini hal biasa.
sekarang tampak jelas. seorang wanita tua berdiri tegak di tengah tebalnya kabut pagi ini.
wanita dengan terusan panjang dan sendal jepit oranye itu memenggilku !
perlahan ku perlambat laju kecepatan. sampai akhirnya aku hentikan pada puncak rasa kebingunganku.
wanita itu, aku tak mengenalnya sama sekali, sungguh !
ia lalu berjalan tergopoh gopoh mendekati motor ku yang telah berhenti.
tatapku amati nya. rambut putih keriting yang terurai panjang, dan keriput dikulitnya menandakan ia telah renta. dengan sayu matanya dia menatapku, seakan inginkan sesuatu.
ternyata benar.

" arep ning metro ?" tanyanya pelan.
aku mengangguk bingung.

"nunut nggih, nganti 16c"
aku yang terlahir dari keturunan jawa, sedikit memahami apa yang dimaksud.
tanpa basa basi ia duduk di belakangku. aku tak kuasa menolak.

kutancap lagi gas yang terasa berbeda. jutaan tanya yang membedekannya.
ia berpegang erat di bajuku. erat sekali. sampai seperti hendak memeluk.
sumpah ! tak tau aku harus bagaimana. sosok apa sebenarnya yang ada dibelangku ?
kenapa aku percaya pada orang asing nan aneh sepertinya ?
mungkin karena rasa kasihanku padanya yang berlebih. juga karena ia tak seperti orang yang jahat.

" sekolah pundi ?" tanyanya tibatiba
" smansa"

sepertinya ada sedikit gangguan pendengaran yang membuat ia bertanya hal yang sama lagi untuk kesekian kali beberapa menit kemudian. lalu tetap kujawab dengan jawaban yang sama.

" liwat metro ?"
" ehh, enggak. " astaghfirullah...
entah setan apa yang mengajak berbohong. aku tak tahu.
tapi aku tak ingin rasa was was ini mengikutiku sampai gerbang sekolah.
maafkan saya, bukannya saya tak mau mengantarmu. tapi entahlah, saya memang tak ingin mengantarmu. sungguh.. maafkan saya.

ku percepat lajuku. dan pegangan wanita itu semakin erat dan erat. sepertinya ia takut.
sekali lagi, maafkan saya...

sampai akhirnya tiba di sebuah perempatan tua, yang ramai dengan manusia manusia super sibuk tak kenal hari.
ku hentikan lagi motorku. aku tetap diam. tak terucap sepotong kata kata .
dengan selusin kehati-hatian wanita tua itu turun dari motor, dan melepas cengkraman kuatnya di bajuku. terasa lebih nyaman sekarang.

" suwun"
ucapan terakhir itu, aku merasa bersalah.
untuk yang pertama kali, kulontar senyumku. ia tak membalasnya.
mungkin ada terselip sedikit kesal kepadaku.

maaf maaf maaf...
maafkan aku... !

2 komentar:

ini-dita mengatakan...

hhhhhhhiiii hantu itu bi, makanya km banyak2 senyum sm orang lain

Dunia Nia mengatakan...

iya kali ya mar yaa...
soalnya rambutnya di urai panjang gitu.
hiii...
ya orang aku ngga kenal kok, masak suruh senyum2 sendiri

what time is it ?

About Me

Foto saya
hanyalah gadis biasa yang sangat ingin mewujudkan mimpi-mimpinya . . .

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Follower

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©